Jumat, 26 Agustus 2011

COWOK PEMILIK LAPTOP


Ku pandangi benda berwarna hitam itu yang bertuliskan acer. Sudah lama aku memimpikan  ingin memiliki benda itu. Semua teman kuliahku hampir semua membawa benda itu ke kampus.hanya tinggal bebrapa saja yang mungkin mereka seperti aku  dari keluarga yang biasa – biasa saja .yang berpikir sudah bisa kuliah saja sudah hal yang luarbiasa.
Sekarang udah jaman teknologi untuk presentasi di depan dosen aja harus pake laptop. Untuk mahasiwi mahasiswi  seperti aku cukup bermodal plasdick  saja. Laptonya nebeng ke teman sekelompok.
Sudah seminggu benda itu ada di kamarku tapi aku tak tau siapa pemiliknya. Aku tidak berani membukanya. Kutemukan benda itu dikantin saat jam istirahat. Benda itu tergeletak di atas  bangku yang aku  duduki.
Aku sudah pesan sama penjaga kantin, kalau ada yang mencari benda itu suruh hubungi aku. Tapi sudah seminggu tak ada yang menghubungi ku.
Terdengar suara pintu di ketuk, adikku menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
  kak ,ada yang nyari tuh!”
“Siapa  ?” kataku.
“ kak desi “ aku menghela napas.
“Kenapa” Tanya adikku heran
“ enggak ! yah udah sana suruh nunggu”.
Desi adalah teman kuliahku. Hanya dia yang paling care sama ku. Bisa dihitunglah teman – kuliah yang mau bergaul denganku. Aku menyadari kenapa mereka begitu. Pertama karena ku bukan anak dari keluarga berada, kedua mungkin karena akunya juga yang kurang bisa bergaul. Aku minder, aku terkesan kaku, diam, kurang bisa berbasa- basi. lain dengan Desi, dia orangnya supel. Kadang aku kagum dengannya udah cantik , kaya, tidak sombong lagi.
“ Aku harus nunggu berapa jam sih ,” ternyata desi udah berdiri di depan pintu.” Yang di tunggu kok nggak muncul – muncul, malah  lagi melamun.”
  yah sori” jawabku sambil nyengir. “Yu pergi, aku udah siap .”
 Kalo desi ke kampus bawa mobil dia selalu menjemputku, tapi seringnya dia diantar kakaknya. Soalnya mobilnya gantian sama kakak cowoknya.
Sebelum pergi  aku minta izin sama mama , hati –hati itu pesannya setiap aku hendak pergi kemanapun.
Maklum aku anak  perempuan mama satu – satunya dari tiga bersaudara Jadi rasa kawatirnya kadang berlebihan.
Desi menghidupkan mesin mobilnya. Sebelum masuk kedalam mobil desi, kupandangi jendela kamar  rumah di seberang rumah ku yang berdiri megah. Jendela di lantai dua itu terbuka, yang biasanya tertutup.  pemilik kamarnya pasti ada di dalam.
Klakson mobil Desi mengagetkanku.” Ayo masuk..” teriak Desi.
Aku cepat – cepat masuk.” Kenapa sih dari tadi kamu melamun aja” Tanya Desi heran.” Ada masalah?
Aku menggeleng.” Nggak ada”
“Terus  apa yang kamu pikirkan sampai teriakanku menyuruhmu masuk nggak terdengar.” Tanyanya penuh selidik.
“ Sori, jangan marah gitu dong”
“ yah udah ,kalo ada apa –apa kamu harus cerita.” Kata Desi sambil menjalankan mobilnya.
Aku mengangguk.

Aku duduk di kursi yang di sediakan perpustakaan kampus, tepat   di seberang cowok yang  diam – diam aku kagum. Dia itu  3 tahun diatasku, mahasiswa S2. Semester akhir. cowok itu serius sekali membaca buku. Kami sering berpapasan dengannya di perpustakaan atau di kantor senat.
Dan aku mulai membuka - buka  buku mencari bahan untuk presentasi minggu depan. Tapi kayaknya pikiranku tidak bisa konsen karena cowok dihadapanku.
Entah sejak kapan aku mengagumi pemilik mata tajam itu. Sikapnya yang tenang kadang terkesan dingin, yang membuat aku diam – diam mengagumi sosok itu. Walaupun dia tinggal di seberang rumahku tapi kami sama –sama tak saling mengenal. Tak pernah saling menyapa atau saling melempar senyum sekali pun.
Tiba – tiba handphone ku berbunyi, aku terkejut. Semua yang ada di ruangan itu memandangku. Termasuk cowok itu. Cepat- cepat aku rejeck hp itu dan aku nonaktifkan.cowok itu memandangku  dingin dan tajam kemudian asyik lagi dengan bacaannya.
Ya tuhan dingin sekali tatapan mata itu. Membuatku bergidik
Aku jadi merasa punya dosa, cepat – cepat kututup buku yang aku pegang dan membawanya ke petugas perpustakaan untuk dipinjam, lebih baik aku membawanya kerumah pikirku.
Setelah selesai aku bergegas keluar. Di pintu perpustakaan aku berpapasan dengan Desi.
 “ kenapa sih, teleponku di rejeck?“ katanya kesal
Maap aku lagi di dalam perpus.”
“Muthi udah baca selebaran belum”
“Selebaran apa.”
Yang punya laptop bikin pengumuman katanya siapa yang menemukan laptop Acer akan di beri hadian 2 juta.”
“apa “ Kataku kaget.
“coba baca ini “
Kubaca kertas yang diberikan Desi.
Benar saja yang menemukan latop ini akan diberihadiah 2 juta. Hubungi . . . .
Aku terdiam. Ya tuhan lumayan 2 juta buat nambah – nambah tabungan aku  beli laptop
“ Selebaran ini untuk ku yah “ Desi tau kalo aku menemukan sebuah laptop di kantin
Desi menanguk. aku terdiam.” Desi, nanti kalo aku mengembalikan laptop itu temenin aku yah.”
Desi mengangguk.

Ku tekan nomor yang tertera di kertas selebaran itu. Sesaat kemudian terdengar nada sambung. Ku tunggu beberapa saat. Tak ada yang mengangkat.
Ku tekan nomor itu sekali lagi jantung berdebar – debar. Tapi tetap tidak diangkat.
Ku hembuskan napasku. Terdiam beberapa saat. Lalu ku coba lagi menekat nomor itu. Masih terdengar nada sambung , tapi …
“ Halo…,” terdengar suara disebrang sana
  Siapa nih ?” Tanya suara di seberang sana.
“ Halo, benar ini nomornya Rian?”
“ Iya betul”
“ Saya, Mitha…” aku jadi sedikit gugup. “ benar anda kehilangan laptop”
“Iya betul .”
“ Saya menemukan Laptop anda di kantin. Kemana saya harus mengantar laptop ini.”
Kami janjian untuk ketemu di kampus ku besok jam 10.
Ku pandangi benda itu. Aku keluarkan benda itu dari tasnya, aku penasaran, siapa tau ada identitas mengenai pemiliknya.  lalu aku nyalakan benda itu dengan menekan tombol power, tidak lama kemudian  ada tulisan welcome to windows, lalu muncul  pada tampilan desktop foto cowok ,yang ternyata cowok yang tadi di perpustakaan.
Ya tuhan, ternyata pemiliknya  Ryan cowok yang sering berpapasan dengan aku diperpustakaan. Ku coba membuka file – filenya .  Ternyata ada file tugas akhirnya. Pantas dia berani member  imblan 2 juta karena di dalamnya ada file penting.
Aku harus cepat mengembalikan laptop ini. Kasihan Ryan pasti di bingung banget. Cepat – cepat kumatikan lagi laptop itu, lalu memasuknya lagi kedalam tasnya.
Lalu cepat – cepat ku ambil Hpku, ku hubungi Desi, dan ku ceritakan semuanya.
Aku hubungan lagi Rian, Biar aku aja yang mengantarkan laptop kerumahnya . pikirku.
Ku berikan alamatnya pada rian karena gak mungkin aku harus keluar rumah, karena udah malam. Mama pasti nggak kasih izin, kalo aku harus keluar rumah.
Tiba- tiba hpku bunyi , Suara Rian diseberang sana. Dia menyuruh ku keluar rumah karena dia udah ada di depan rumahku.
Aku bingung, kok secepat itu Dia menemukan alamt rumahku, dalam waktu 5 menit.
Lalu cepat –cepat keluar kamar. Mama teriak – teriak melihat ku keluar rumah tidak izin.
Rian menyuruhku untuk menyebrang  dan tunggu di depan rumah besar yang  jendela kamar atasnya sering aku pandangi.
Sampai di depan pagar besi yang tinggi itu aku menarik napas berusaha menenangkan perasaanku. Aku jadi berdebar – debar.
Tiba – tiba pintu pagar itu terbuka, seerang cowok keluar. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas karena lampu halaman  rumah itu kurang terang.
“Muthi, ya” Tanya orang itu.
“iya !” aku jadi takut.
“Yuk masuk!”
Diajak gitu aku jadi kaget dan tambah takut. “ tidak terimakasih.”
“Ini aku Rian.” Cowok itu mendekat.
“ Rian ?”
Ya, Tuhan . banyak kejutan yang aku temui hari ini. Ternyata pemilik kamar di seberang rumahku adalah Rian. Cowok yang selama ini aku kagumi, cowok yang sering aku lihat di perpustakaan kampus, cowok yang tadi pagi duduk didepanku.  Pemilik rumah itu adalah pemilik laptop ini.
Ya, Tuhan, Apa yang Kau rencanakan untukku.
“ Ini laptopnya, tapi aku nggak bisa masuk.”
“loh kenapa?”
 “ Nanti ibu mencariku” ku serahkan laptop itu ke Rian.
“Terima kasih, Ya” katanya sambil tersenyum.
Ternyata cowok yang terlihat dingin itu, manis sekali kalo tersenyum. Kelihatannya juga baik walau gak jutek.pikirku.
“ Soal Hadiahnya….”
“Gak usah kak Rian, Aku bukan pemburu hadiah.”
“ Tapi…”
“ nggak apa – apa, aku permisi dulu yah.”  Aku beranjak pergi.
“Mita tunggu…, besok kamu ada kuliah ?
“ Iya” aku menggangguk “ jam 8”
“ Aku jemputkamu, ya.” Kata Rian tersenyum.
Aku terdiam kaget. Dengan ragu – ragu aku mengangguk.
Dalam hati aku seneng banget, ternyata Tuhan mendengar isi hatiku. Ingin sekali aku ketemu cowok pemilik kamar diseberang rumahku yang ternyata adalah cowok yang juga aku kagumi di kampus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar